ANIMASI

ASEP SUDRAJAT S,Pd Membina peserta didik yang memiliki mental bisnis yang beretika

javascript:void(0)

Kamis, 17 Maret 2011

Krisis Nuklir Jepang, Ini Panduan WHO Cegah Kanker

Krisis Nuklir Jepang, Ini Panduan WHO Cegah Kanker

Jum'at, 18 Maret 2011 - 11:22 wib

Fitri Yulianti - Okezone

(Foto: gettyimages)
(Foto: gettyimages)
SEBAGAI akibat krisis nuklir Jepang, Badan Kesehatan Dunia (WHO) mengeluarkan panduan baru tentang bagaimana meminimalkan paparan terhadap radiasi yang dapat menyebabkan kanker. Dampak ini terutama mengenai anak-anak dan usia dewasa muda.

WHO mengatakan, kebijakan yang diambil Jepang sejauh ini telah memenuhi rekomendasi kesehatan publik, termasuk mengevakuasi orang-orang dalam jarak 20 km dari PLTN Fukushima dan meminta orang-orang dalam jarak 30 km dari PLTN untuk tinggal di dalam rumah.

WHO menegaskan, tidak ada indikasi bahaya keamanan pangan akibat impor produk makanan dari Jepang. Namun, WHO tetap meminta pemerintah Jepang untuk tetap melindungi produksi pangan dan ternak meski tidak langsung berasal dari daerah sekitar PLTN. Demikian seperti dikutip dari Health24 dari Reuters Health, Jumat (18/3/2011).

Berikut daftar rekomendasi utama WHO:

1. Radionuklida utama yang dilepaskan PLTN Fukushima adalah cesium radioaktif dan yodium radioaktif. Anggota masyarakat bisa terpapar langsung ke radionuklida menyebar di udara atau lewat makanan dan minuman yang terkontaminasi oleh bahan tersebut.

2. Jika yodium radioaktif dihirup atau ditelan, bahan ini akan berkonsentrasi dalam kelenjar tiroid dan meningkatkan risiko kanker tiroid. Risiko ini dapat diminimalkan dengan mengonsumsi pil kalium iodida yang memenuhi kelenjar tiroid dan membantu mencegah pemasukan bahan radioaktif. Ketika diberikan sebelum atau segera setelah terpapar, langkah ini dapat mengurangi risiko kanker dalam jangka panjang. Otoritas nasional adalah pihak yang tepat untuk menentukan apakah pil seseorang yang terpapar yodium radioaktif boleh mengonsumsi pil atau tidak.

3. Jika dosis radiasi melebihi ambang batas tertentu, maka dapat menyebabkan kulit kemerahan, rambut rontok, luka bakar radiasi, dan sindrom radiasi akut. Karena pekerjaan mereka, penyelamat dan pekerja PLTN dapat terkena dosis radiasi yang lebih tinggi daripada masyarakat pada umumnya.

4. Paparan radiasi dapat meningkatkan risiko kanker. Di antara penduduk yang selamat di Jepang dari bom atom Hiroshima dan Nagasaki yang dijatuhkan pada Agustus 1945, risiko leukemia meningkat beberapa tahun setelah paparan radiasi, sedangkan risiko kanker lain meningkat lebih dari 10 tahun setelah paparan.

5. Risiko kanker tiroid akibat paparan radiasi terjadi lebih tinggi pada anak dan kalangan dewasa.

6. Jika diperlukan, langkah-langkah seperti membatasi konsumsi sayuran dan produk susu yang dihasilkan di sekitar PLTN juga dapat mengurangi paparan.

7. Jika Anda masuk ke dalam ruangan setelah terpapar radiasi, tanggalkan baju di pintu masuk untuk menghindari kontaminasi lebih lanjut di rumah atau tempat tinggal Anda. Buang pakaian dan sepatu yang Anda pakai, lalu tempatkan dalam kantong plastik. Tutup rapat plastik, kemudian taruh di lokasi yang aman, jauh dari ruang tamu, anak-anak, dan hewan peliharaan.

8. Shower atau mandi dengan air hangat, bukan mendidih, dan sabun. Beritahu kepada otoritas nasional bahwa Anda mungkin telah terkontaminasi agar pakaian dan barang-barang pribadi bila ditangani secara tepat dan dibuang menurut prosedur nasional yang berlaku.

9. Jika Anda disarankan untuk tinggal di dalam rumah, Anda harus menemukan ruangan teraman di rumah atau bangunan kantor yang tidak memiliki jendela atau pintu. Sistem ventilasi, seperti sistem pemanas dan pendingin harus dimatikan.

10. Makanan dapat terkontaminasi bahan radioaktif sebagai hasil dari darurat nuklir atau radiologi. Permukaan makanan seperti buah-buahan dan sayuran atau pakan ternak bisa menjadi radioaktif akibat bahan radioaktif yang jatuh di atasnya lewat udara atau melalui air hujan.

11. Seiring waktu, radioaktif juga dapat menyebar ke dalam makanan; radionuklida ditransfer melalui tanah ke dalam tanaman atau hewan lewat sungai, danau, dan laut di mana ikan dan kerang bisa mengonsumsi bahan ini.

12. Radioaktif tidak dapat mencemari makanan yang dikemas, misalnya makanan kalengan atau plastik. Makanan tersebut dilindungi dari bahan radioaktif selama makanan tersebut disegel.

13. Pada tahap awal keadaan darurat, dan jika aman untuk melakukannya, sayuran dan pakan ternak dapat dilindungi dengan lembaran plastik atau terpal. "Bawa ternak dalam lahan penggembalaan. Pindahkan hewan ke gudang. Tutup tanaman dan hasil panen dengan baik.

14. Hindari konsumsi susu yang diproduksi secara lokal, seperti susu atau sayuran, hindari menyembelih hewan dan jangan memancing, berburu, atau mengumpulkan, makan jamur hutan, dan tanaman hutan lainnya.
(ftr) Share

Tidak ada komentar:

Posting Komentar